Wasiat Sunan Gunung Jati



"Ingsun titip tajug lan fakir miskin", mungkin bagi masyarakat cirebon khususnya kalimat tersebut sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga, ya.. itu adalah wasiat dari sunan gunung jati, salah satu dari kelompok ulama besar di jawa bernama walisongo. Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya Walisongo yang menyebarkan Islam di jawa barat, khususnya di daerah Cirebon.


Jika di artikan dalam bahasa indonesia wasiat sunan gunung jati berbunyi " saya titip tajug/mushola dan fakir miskin " sebuah kalimat sederhana namun sangat bermakna, kalimat itu secara tidak langsung mengingatkan akan tujuan untuk apa sebenarnya manusia diciptakan oleh Allah, tidak lain adalah untuk beribadah, seperti yang Allah firmankan dalam (QS. 51 ayat 56). "Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu".

Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian meninggal tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka manusia diberi kewajiban ibadah agar terjaga hidupnya.

"Ingsun titip Tajug". Beliau berpesan agar wong Cirebon khususnya, untuk selalu memelihara Tajug yang merupakan tempat umat Islam melakukan ibadah ritual (Mahdhoh) seperti sholat lima waktu: Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh. Di manapun dan dalam keadaan apapun , jangan pernah meremehkan, apalagi melupakan tajug. Tajug merupakan simbol kesinergian antara hamba dengan Tuhannya dengan istilah al-Qur’annya hablum minallah. Karena walau bagaimanapun hidup di dunia ini tanpa Allah tidak ada apa-apanya.

"ingsun titip fakir miskin".Fakir miskin adalah simbol kesinergian hubungan antara sesama manusia (hablum minannas), pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, saling membutuhkan bantuan orang lain, dengan membantu saudara-saudara kita yang kekurangan merupakan perwujudan rasa syukur kita atas nikmat yang diberikan Allah SWT. dan islam mengajarkan agar menjaga keseimbangan antara hubungan kita dengan Allah (Hablum minallah) dan hubungan kita dengan manusia (Hablum minannas).








Shehata, Berdakwah Lewat Timnas Mesir

Banyak cara berdakwah untuk mengajak umat Islam bersungguh-sungguh menjalankan ajaran agamanya. Hassan Shehata, pelatih timnas Mesir, menemukan cara unik. Selain memiliki skill bagus, Shehata juga mempertimbangkan kesalehan pemain untuk direkrut ke timnas.

Pernyataan Shehata ini dipublikasikan oleh sebuah majalah Mesir, Kamis (14/1) waktu setempat. Dengan 90 persen penduduk Mesir menganut agama Islam, kebijakan Shehata ini tidak menuai kontroversi.

Rakyat Mesir saat ini sedang mengalami perkembangan positif dalam menunaikan ajaran Islam. Selama beberapa dekade terakhir, penganut agama Islam banyak memenuhi masjid untuk beribadah. Namun, toleransi terhadap kaum minoritas tetap terjaga dengan baik.

Sejak Shehata menangani timnas pada 2004, Mesir menjadi tim yang relijius. Para pemain selalu merayakan gol atau kemenangan dengan berdoa maupun bersujud di lapangan. Berdoa sebelum bertanding adalah ritual yang biasa dilakukan para pemain.

Diberitakan sebuah harian di Mesir, Shehata menegaskan, skill istimewa saja tidak akan menjamin seorang pemain bakal masuk ke dalam skuad timnas Mesir. Pemain haruslah menjalankan kewajibannya sebagai muslim yang taat.

"Saya tegas memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam Mesir haruslah bagus dalam hubungannya dengan Allah," ucap Shehata.
Mohammed Zidan adalah salah seorang pemain yang disadarkan Shehata. Dalam pernyataannya, Shehata menyebutkan awalnya Zidan suka menyendiri dan tidak bergabung dengan yang lain.

"Saya meyakinkannya dia perlu dan pentingnya shalat. Sejak saat itu dia mengerjakan shalat," katanya tentang striker yang bermain di Bundesliga bersama Borussia Dortmund ini.
Shehata juga tak segan mencoret pemain bintang. Striker Ahmed Hossam Hussein Abdelhamid atau lebih dikenal dengan Mido dicoret hanya empat hari sejak bergabung dalam seleksi timnas. Mido dianggap kurang taat dalam menjalankan kewajibannya sebagai Muslim.

Keputusan Shehata ini cukup mengejutkan karena Mesir sudah kehilangan striker Amr Zaki dan gelandang serang Mohammed Abou Treika. Namun Shehata tetap teguh karena menganggap Mido punya kebiasaan buruk, yakni berpesta.

Sejauh ini kekhawatiran sejumlah pihak akan pencoretan Mido tidak terbukti. Mesir menang telak 3-1 atas Nigeria di laga pembuka Piala Afrika. Seperti biasa, gol kemenangan dirayakan dengan bersujud di lapangan.

Mesir memang belum pernah lolos ke Piala Dunia sejak 1990. Namun Mesir menjadi 'raja' di Afrika sejak ditangani Shehata. Mesir menjuarai Piala Afrika pada 2006 dan 2008, serta berpeluang mempertahankan gelarnya tahun ini.
Shehata, mantan gelandang serang Mesir ini tidak hanya berdakwah di timnya. Ia juga kerap meminta para suporter berdoa untuk kesuksesan timnas mereka.
KESALEHAN LEBIH PENTING DARIPADA SKILL

Hassan Shehata, menegaskan bahwa ia hanya menginginkan seleksi pemain didasarkan pada kesalehan dan pengusaan ilmu keagamaan. Ia juga lebih tertarik dengan mereka yang gemar mendalami ilmu keislaman.

Pernyataan Shehata yang dilansir surat kabar nasional Mesir ini menunjukkan bahwa fenomena percampuran antara olahraga dan agama makin meningkat di negara dengan penduduk Muslim sekitar 80 juta itu.

Selama bertahun-tahun, para atlet Mesir telah menunjukkan kesalehan dan kerelijiusan mereka di depan penggemar dan media--berlutut dan sujud syukur setelah mencetak gol atau kemenangan, atau berdoa sebelum pertandingan memohon kepada Allah untuk membantu tim mereka.

Namun pernyataan Shehata yang ingin melibatkan agama dalam olahraga merupakan perkembangan baru. Ia menegaskan, keterampilan saja tidak akan menjamin siapa pun dapat masuk ke tim nasional.

Perilaku saleh adalah kategori utama dalam seleksi. "Tanpa itu, kami tadak akan memilihnya menjadi pemain terlepas dari besarnya potensi yang dimilikinya," katanya.
"Saya selalu berusaha untuk memastikan bahwa mereka yang mengenakan seragam timnas Mesir adalah orang-orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah," imbuhnya./republika



                                                        posted : http://alhabaib.blogspot.com/2011/03/shehata-berdakwah-lewat-timnas-mesir.html#links